JAKARTA, PERGABI.id | Tepat bersamaan dengan HUT Ke-4 PERGABI pada Kamis (10/7) Pengurus Pusat PERGABI menyelenggarakan Seminar Penulisan Kreatif dengan Tema: “Merajut Kata, Menebar Dharma” melalui platform zoom meeting.

Narasumber Seminar (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)
Dalam era digital yang berkembang pesat, peran guru tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan di ruang kelas, tetapi juga dituntut untuk menjadi penyampai nilai dan pemantik perubahan sosial. Guru Agama Buddha memiliki tanggung jawab ganda: mendidik dan menanamkan nilai-nilai Dhamma, sekaligus menjadi sumber inspirasi dan teladan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemaparan Materi Oleh Narasumber (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)
Menyadari pentingnya hal tersebut, PERGABI (Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia) menginisiasi Seminar Penulisan Kreatif bertema “Merajut Kata, Menebar Dharma”, sebagai wadah pengembangan kompetensi literasi para guru. Kegiatan ini menjadi bagian dari program strategis PERGABI untuk mendukung gerakan literasi Dhamma, sekaligus menumbuhkan budaya menulis yang mencerminkan praktik spiritual, etika, dan welas asih.
Koordinator Panitia, Kuntari, S.Ag., M.Pd. menjelaskan bahwa tujuan diadakanya seminar penulisan kreatif bagi guru pendidikan agama Buddha ini adalah:
- Mengembangkan keterampilan menulis kreatif berbasis pengalaman dan nilai-nilai Buddhis.
- Mendorong guru untuk menjadi penulis Dhamma yang inspiratif dan kontekstual.
- Menguatkan jejaring guru literatif dalam komunitas PERGABI.
- Menjadikan tulisan sebagai media transformasi spiritual dan sosial.
Kegiatan ini diikuti oleh guru Agama Buddha dari berbagai provinsi di Indonesia. Peserta berasal dari berbagai tingkatan satuan pendidikan: SD, SMP, SMA/SMK. Selain itu, beberapa pengawas dan kepala sekolah turut berpartisipasi sebagai bentuk dukungan penuh terhadap penguatan literasi guru di lingkungan pendidikan Buddhis.
Peserta datang dari latar belakang beragam, baik yang sudah terbiasa menulis maupun yang baru memulai. Hal ini menjadikan seminar terasa inklusif, membumi, dan membangun semangat bersama untuk belajar tanpa sekat.

Moderator (kiri) dan Narasumber (kanan) (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)
Seminar ini menghadirkan moderator yang luar biasa yaitu Bapak Saring Santosa, S.Ag., M.Pd, serta narasumber yang ahli di bidang literasi, pendidikan Buddhis, dan pengembangan karakter, yaitu Tupari, S.Ag., M.M., M.Pd.B., M.T.I. Beliau merupakan Narasumber sekaligus Redaktur Pelaksana Website Pergabi.id. Selain sesi presentasi, para peserta juga dilibatkan secara aktif dalam sesi tanya jawab yang interaktif dan mendalam.

Pemaparan Materi oleh Narasumber (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)

Pemaparan Materi oleh Narasumber (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)
Sepanjang seminar, peserta tidak hanya dilatih menulis secara teknis, tetapi juga diajak merenungkan bahwa menulis adalah bagian dari praktik kebajikan (kusala kamma). Setiap kata yang ditulis dengan niat suci merupakan bentuk dāna (derma), sacca (kejujuran), dan paññā (kebijaksanaan).
“Kata yang lahir dari kebijaksanaan tidak hanya menginformasikan, tapi juga mentransformasi. Guru menulis bukan untuk dirinya, tetapi demi generasi yang akan datang.”
Pesan ini sangat membekas dalam refleksi penutup yang diisi dengan perenungan dan pembacaan bersama kutipan Dhammapada:
“Manopubbaṅgamā dhammā, manoseṭṭhā manomayā…”
“Segala sesuatu didahului oleh pikiran, dibimbing oleh pikiran, dibentuk oleh pikiran…” (Dhammapada 1)
Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 125 guru Agama Buddha dari seluruh Indonesia yang mengikuti kegiatan dengan penuh antusiasme. Acara dimulai pukul 13.00 WIB dan berlangsung hingga pukul 16.00 WIB secara lancar, interaktif, dan inspiratif. Selama kegiatan, para peserta tidak hanya mendapatkan pemaparan materi yang mendalam, tetapi juga terlibat aktif dalam diskusi serta sesi tanya jawab, menjadikan seminar ini sebagai wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi pengembangan profesionalisme guru Agama Buddha di Indonesia.
“Saya jadi semangat untuk menulis kembali. Ternyata menulis bukan sekadar teknik, tapi juga latihan batin,” ujar Pak Bela, salah satu peserta dari Jawa Tengah.

Peserta Seminar (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)

Peserta Seminar (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)

Peserta Seminar (Dok. Capture Zoom Meeting Panitia)
PERGABI membuka kesempatan seluas-luasnya bagi guru yang ingin menyumbangkan tulisan untuk rubrik “Karya Guru Buddhis” di website resmi. Bagi guru yang ingin mengirimkan tulisannya, silakan kunjungi laman https://pergabi.id atau hubungi redaksi melalui email: redaksi@pergabi.id.
Seminar Penulisan Kreatif ini menjadi bukti bahwa di balik setiap guru Agama Buddha, terdapat cerita yang layak didengar, ditulis, dan diwariskan. Melalui kata-kata yang jujur dan penuh welas asih, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menghidupkan Dharma dalam kehidupan nyata.
PERGABI akan terus mendukung dan memfasilitasi ruang belajar yang kolaboratif, reflektif, dan transformatif bagi guru-guru Buddhis di seluruh Indonesia.
“Merajut Kata, Menebar Dharma – Menulis bukan hanya soal pena, tapi soal jiwa yang berani berbagi terang.”
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Sadhu! Sadhu! Sadhu!